Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengatakan pemerintah optimis minat investor akan tetap tinggi pada 2024 meskipun ada pemilu. Hal itu membuat kondisi ekonomi pada pemilu 2024 akan berbeda dari pemilu sebelumnya.
"Kami sudah memperhitungkan pemilu. Banyak orang mengatakan pemilu menimbulkan ketidakpastian, ini ada benarnya, tapi mungkin tahun ini agak berbeda," kata Febrio dalam media briefing Arah Ekonomi dan Kebijakan Fiskal 2024, Rabu (31/5).
Febrio mengatakan daya tarik Indonesia bagi investor asing adalah pertumbuhan ekonomi beberapa tahun belakangan yang baik. Hal itu menjadi keunggulan Indonesia dibanding negara lainnya.
"Indonesia karena kita mengelola ekonominya 2-3 tahun dengan sangat baik, sehingga dibandingkan dengan banyak negara, Indonesia dan India menjadi stand out dan sangat bright spot. Dengan kinerja ekonomi baik dan tata kelola fiskal yang kredibel membuat investor masuk (ke Indonesia)," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual juga meyakini tingkat investasi di Indonesia tahun pemilu 2024 tidak akan menurun.
"Yang saya lihat tidak selalu seperti itu (investasi menurun). Jadi kalau misalnya investor melihat bahwa kondisinya itu sudah bisa diperkirakan, ya mereka sudah masuk duluan, jadi mereka nggak mau ketinggalan," katanya.
Ia mengatakan salah satu yang membuat investasi tetap tinggi saat pemilu adalah kondisi politik yang cukup stabil.
"Kalau saya lihat 20 tahun terakhir political stability kita cukup terjaga, satu hal positif yang bisa kita jual ke investor yaitu political stability," kata David.