ANALISIS

'Ngeri' Dampak Berantai Perang Iran-Israel Bagi Perekonomian RI

Dela Naufalia | CNN Indonesia
Rabu, 17 Apr 2024 07:10 WIB
Ekonomi Indonesia bakal terpukul jika perang Iran-Israel pecah. Harga minyak melejit, anggaran bansos membengkak hingga industri kehilangan pasar.
Ekonomi Indonesia bakal terpukul jika perang Iran-Israel pecah. Harga minyak melejit, anggaran bansos membengkak hingga industri kehilangan pasar. (Foto: AP/Vahid Salemi)
Jakarta, CNN Indonesia --

Meningkatnya ketegangan geopolitik usai Iran melancarkan serangan balasan ke Israel dikhawatirkan bakal berdampak ke perekonomian Indonesia.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia Mari Elka Pangestu meramal defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) bisa lebih besar alias boncos hingga rantai pasok akan terganggu jika ketegangan ini berlanjut.

Eks Menteri Perdagangan Indonesia periode 2004-2011 itu mengatakan apabila Israel membalas serangan Iran, maka perekonomian dunia akan terganggu, termasuk ke Indonesia. Besaran dampaknya tergantung pada bagaimana cara pembalasan yang direncanakan Israel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah, untuk Indonesia apa pengaruhnya? Rantai pasok melalui Suez kanal akan mengalami gangguan, sehingga ada gangguan terhadap input kita, apakah itu minyak, gandum maupun produk dari Eropa yang lainnya," ujarnya dalam Diskusi Perkumpulan Alumni Eisenhower Fellowships Indonesia, Senin (15/4) silam.

ADVERTISEMENT

Selain itu, harga minyak diperkirakan akan meningkat terutama jika Amerika Serikat (AS) yang selama ini mendukung Israel, memberikan sanksi ke minyak Iran, maka kenaikan harga tak bisa dihindari. Dampaknya juga akan terasa ke dalam negeri.

"Di luar itu, gejolak harga minyak, inflasi dan gejolak harga komoditi yang lain juga akan mempengaruhi Indonesia," imbuhnya.

Bila terjadi kenaikan harga minyak, maka akan ikut berdampak pada perubahan APBN 2024, terutama dari sisi belanja dan defisit. Sebab, kenaikan harga minyak bisa menyebabkan kenaikan harga BBM bersubsidi atau menambah anggaran subsidi.

"Dengan harga minyak, tentunya masalah kepada anggaran dan fiskal ya. Defisit anggaran dan fiskal, karena kalau harga naik, tentunya subsidi BBM juga akan naik, kecuali harga BBM-nya mau dinaikkan," kata dia.

Selain itu, nilai tukar rupiah yang saat ini sangat tertekan dan sempat tembus di atas Rp16 ribu per dolar AS, bisa terdepresiasi lebih dalam lagi. Begitu juga dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa terbakar.

Mantan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar ikut bicara soal dampak serangan Iran kepada Israel terhadap harga energi.

Ia menjelaskan konflik di Timur Tengah membuka peluang terhadap kenaikan harga minyak. Maklum, wilayah tersebut merupakan salah satu eksportir terbesar minyak mentah dunia.

Kendati demikian, menteri ESDM era pemerintahan Presiden Jokowi itu belum bisa memprediksi berapa kenaikan harga minyak tersebut.

Sementara itu, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi ESDM Tutuka Ariadji mewanti-wanti rata-rata harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) naik hingga US$10 per barel buntut serangan Iran terhadap Israel. Oleh karena itu, ia pun memprediksi harga ICP bisa tembus ke level US$100 per barel.

Tutuka menjelaskan ketegangan geopolitik bisa kian memperkeruh rantai pasok. Apalagi, Indonesia merupakan importir minyak mentah.

Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution (ISEAI) Ronny P. Sasmita berpendapat dampak jika terjadi perang antara Iran dan Israel akan sangat besar.

Tak hanya dampak terhadap ekonomi global akibat pasokan minyak dunia dari Timur Tengah yang mandek, terutama dari Selat Hormuz dan Laut Mediterania, tetapi juga dampak terhadap geopolitik.

Menurutnya, perang kedua negara itu akan membelah dunia menjadi dua kubu. Pasalnya, kedua negara akan menjadi proksi geopolitik dari dua kubu yang sejak lama sulit untuk akur. Karena itu, banyak yang menyebut potensi perang dunia ketiga ada di balik terjadinya perang di antara kedua negara itu.

"Jika itu sampai terjadi, ekonomi dunia yang memang sudah sulit akan semakin sulit. Tentu imbasnya ke Indonesia akan bertambah besar, baik dari sisi ekspor maupun dari sisi kenaikan harga minyak dunia dan pelemahan nilai tukar," jelas Ronny kepada CNNIndonesia.com, Selasa (16/4).

"Semuanya sangat berpotensi menekan performa ekonomi kita ke zona kontraktif," sambungnya.

Lebih lanjut, Ronny menjelaskan perang yang berimbas terhadap kenaikan harga minyak dunia bakal berdampak terhadap sejumlah hal.

Lanjut ke halaman berikutnya...

Anggaran Subsidi dan Bansos Membengkak, Industri pun Terpukul

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
REKOMENDASI UNTUK ANDA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER