sosmed sosmed sosmed sosmed
get app

Diumumkan Malam Nanti, Simak Sejarah Pengaruh Inflasi AS terhadap RI

Economics
Maulina Ulfa - Riset
13/09/2022 12:14 WIB
AS pernah mengalami krisis ekonomi pada 2008, tetapi berdampak relatif minim terhadap Indonesia. Bagaimana dengan dampak inflasi tinggi AS pada tahun ini?
Diumumkan Malam Nanti, Simak Sejarah Pengaruh Inflasi AS terhadap RI. (Foto: MNC Media)
Diumumkan Malam Nanti, Simak Sejarah Pengaruh Inflasi AS terhadap RI. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Dunia selalu memantau dampak inflasi Amerika Serikat (AS) terhadap perekonomian. Bagi Indonesia, kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika bisa memberi dampak signifikan terhadapa perekonomian Tanah Air.

Menurut Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira, dampak inflasi AS 9,1 persen per Juni 2022 perlu diwaspadai bagi perekonomian Indonesia. Bhima mengatakan, hal ini lantaran terdapat dampak pada dua jalur transmisi.

Pertama, yakni jalur moneter di mana inflasi yang tinggi akan menciptakan tingkat suku bunga tinggi pula.

Kedua, dampaknya terhadap jalur perdagangan. Jika inflasi AS naik, kinerja ekspor tujuan AS dapat terganggu. Sebaliknya jika konsumsi rumah tangga di AS menurun, dapat mempengaruhi permintaan barang dari Indonesia.

Dalam hal ini, sejumlah peristiwa dalam negeri maupun peristiwa global bisa sangat memengaruhi perilaku bank sentral AS, The Fed, dalam kebijakan suku bunganya.

Momen Penting Suku Bunga The Fed

Pasca tahun 2000-an, AS sempat mematok suku bunga terendah hingga suku bunga tertinggi.

Mengutip The Balance, dalam krisis keuangan AS 2008, The Fed menurunkan suku bunga ke tingkat terendah sepanjang sejarah ke kisaran 0,0 persen hingga 0,25 persen. Bahkan The Fed tidak menerbitkan kebijakan kenaikan suku bunga hingga Desember 2015.

Tingkat suku bunga terendah sebelum 2008 berada di kisaran 0,75 persen hingga 1,0 persen pada tahun 2003. Hal ini dilakukan dalam upaya memerangi resesi tahun 2001.

Kali kedua adalah pada Maret 2020, sebagai respons atas krisis kesehatan global pandemi Covid-19. Namun, dalam upaya untuk menahan inflasi yang tinggi, The Fed mulai menaikkan suku bunga pada Maret 2022. Adapun inflasi AS sempat menembus laju tertinggi sepanjang 2022 hingga 9,1 persen pada Juni.

Sementara kebijakan suku bunga tertinggi pada tahun 1980 sebesar 20 persen untuk memerangi inflasi dua digit di tahun tersebut.

Inflasi mulai meroket sejak Maret 1973 ketika Presiden Richard Nixon melepaskan dolar dari standar emas. Inflasi meningkat dari 4,7 persen menjadi 12,3 persen pada bulan Desember 1974. The Fed menaikkan suku bunga dari 7 persen pada bulan Maret menjadi 11 persen pada bulan Agustus.

Inflasi terus bertahan dua digit hingga April 1975. The Fed menaikkan suku bunga acuan menjadi 16 persen pada Maret 1975. Hal ini berdampak pada memburuknya resesi hingga 1975. Kemudian The Fed berbalik arah, secara dramatis menurunkan suku bunga menjadi 5,25 persen pada April 1975.

Perubahan mendadak ini adalah bagian dari kebijakan moneter "stop-go". Kebijakan The Fed dirasa tidak cukup bertahan untuk mengakhiri inflasi atau memacu pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan analisis The Balance, para pemimpin The Fed belajar bahwa mengelola ekspektasi inflasi merupakan faktor penting dalam mengendalikan inflasi itu sendiri. Ketua The Fed saat itu, Paul Volcker, mengakhiri kebijakan stop-go ini pada tahun 1979.

Halaman : 1 2
lentera-kanan lentera-kiri
ADZAN
Ashar
Jum'at, 29 Maret 2024
15:14
Jadwal Sholat
imsak Imsak
04:31
subuh Subuh
04:41
dzuhur Dzuhur
12:01
ashar Ashar
15:14
magrib Magrib
18:02
isya Isya
19:11
Lihat Selengkapnya
Sumber : Kementrian Agama Republik Indonesia