Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waduh! Gegara Anjloknya Harga Komoditas, Ekonomi RI Bisa Ngos-ngosan Tahun Ini

Waduh! Gegara Anjloknya Harga Komoditas, Ekonomi RI Bisa Ngos-ngosan Tahun Ini Kredit Foto: Antara/Makna Zaezar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Mandiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,07% (yoy) di triwulan II 2023, lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2023 yang sebesar 5,03% (yoy). Kendati begitu perseroan menilai ada sejumlah tantangan yang menghantui perekonomian Indonesia, salah satunya adalah tekanan perlambatan ekonomi global.

"Dampak ekonomi global mulai berimbas pada pertumbuhan PMTB yang hanya mencatat 2,11% (yoy) di triwulan I 2023, melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 3,33% (yoy). Selain itu, kinerja perdagangan masih cukup baik meski mulai melambat. Net ekspor tumbuh sebesar 77,65% (yoy) di triwulan I 2023, melambat dibandingkan triwulan IV 2022 di mana net ekspor tumbuh sebesar 86,25% (yoy)," ujar Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro, dalam acara Mandiri Economic Outlook Triwulan II 2023 di Jakarta, Selasa (9/5/2023). Baca Juga: Perkuat Ekonomi ASEAN, BI Dorong Penerapan Pembayaran Lintas Negara

Menurutnya, pelemahan ekonomi global telah menekan kinerja beberapa industri orientasi ekspor, seperti industri garmen, kayu lapis, dan furnitur yang volume ekspornya terkontraksi pada Maret 2023 masing-masing sebesar -22,7% (yoy), -37,5% (yoy), dan -37,1% (yoy).

"Tantangan ekonomi yang tahun ini adalah potensi penerimaan dari sektor komoditas yang berpotensi turun. Per 8 Mei 2023, beberapa harga komoditas penting bagi Indonesia mengalami koreksi harga seperti harga batubara (Newcastle) mencapai USD169,7 per ton, atau terkoreksi 58% YTD; CPO (FOB Malaysia) mencapai USD920,4 per ton, atau terkoreksi 2,8% YTD; minyak mentah (Brent) mencapai USD77,0 per barrel, atau terkoreksi 10,4% YTD; dan harga nikel USD24.531,0 per ton, atau terkoreksi 18,4% YTD," jelas Andry.

Kendati demikian, Dia menuturkan, koreksi harga komoditas terakhir ini adalah proses normalisasi setelah mengalami lonjakan selama tahun 2021-2022.

Andry memperkirakan walaupun harga-harga terkoreksi namun akan masih lebih tinggi dibandingkan harga sebelum pandemi COVID-19 dan masih menguntungkan. Baca Juga: Patuhi Peraturan Kominfo, Bank Mandiri Perbaharui Nomor SMS Resmi

"Kami perkirakan tahun 2023 harga rata-rata batubara (Newcastle) sebesar USD168,8 per ton; minyak mentah (Brent) USD86,0 per barrel; CPO (FOB Malaysia) USD891 per ton; dan nikel (LME) USD24.000 per ton," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: