Dalam pidatonya, Jokowi juga menyinggung krisis global yang semakin di depan mata jika negara-negara tidak mau mengambil langkah konkret bersama untuk mencegahnya.
Jokowi mengatakan dunia sedang mengalami tantangan yang luar biasa seperti krisis demi krisis terus terjadi. Ia memaparkan pandemi Covid-19 juga belum usai dan rivalitas antarnegara terutama adidaya terus menajam hingga perang terjadi.
"Dampak berbagai krisis tersebut terhadap ketahanan pangan, energi, dan keuangan sangat dirasakan dunia terutama negara berkembang," ucap Jokowi.
"Masalah pupuk jangan disepelekan. Jika kita tidak segera mengambil langkah agar ketersediaan pupuk mencukupi dengan harga terjangkau, maka 2023 akan menjadi tahun yang lebih suram.
Karena itu, Jokowi menganggap KTT G20 di Bali ini sangat krusial dan harus berhasil menghasilkan solusi konkret bagi pemulihan dunia.
"Hari ini mata dunia tertuju pada pertemuan kita. Apakah kita akan mencetak keberhasilan? Atau akan menambah satu lagi angka kegagalan? Buat saya, G20 harus berhasil dan tidak boleh gagal," ujar Jokowi.
Jokowi juga berharap G20 dapat terus menjadi katalis pemulihan ekonomi yang inklusif.
Menurutnya, di tengah situasi yang sangat sulit, G20 terus bekerja agar menghasilkan capaian konkret.
Beberapa capaian konkret yang diharapkan yakni pembentukan pandemic fund, membantu ruang fiskal negara berpendapatan rendah melalui resilience and sustainability trust, mendorong percepatan pencapaian SDGs, menghasilkan ratusan kerja sama konkret, serta mendukung pemulihan ekonomi dunia yang lebih hijau dan berkelanjutan melalui Bali Compact mengenai transisi energi.
"Kita tidak hanya bicara, tapi melakukan langkah-langkah nyata," ujar Jokowi.
(rds/rds)