Luhut Bahas Pembatasan Penjualan Kendaraan Bensin Cs!

Luhut Bahas Pembatasan Penjualan Kendaraan Bensin Cs!

Tim detikcom - detikOto
Senin, 12 Sep 2022 18:16 WIB
Sepekan terakhir permasalahan kualitas udara di Ibu Kota menjadi sorotan karena berdasarkan data AirVisual Jakarta beberapa kali menduduki indeks kualitas udara terburuk dunia. Kita susuri yuk, apa saja penyebabnya?
Foto: Luhut bicara pembatasan penjualan kendaraan BBM dan beralih ke kendaraan listrik (Rachman Haryanto/detikcom)
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan membahas soal pembatasan penjualan kendaraan berbahan bakar fosil. Luhut meminta agar Indonesia beralih ke penggunaan kendaraan listrik.

Dalam unggahannya di Instagram, Luhut meminta tim teknis agar menerapkan pembatasan penjualan kendaraan BBM. Kebijakan tersebut sudah diterapkan juga di berbagai negara di dunia.

"Saya juga meminta tim teknis yang terdiri dari lintas K/L (kementerian/lembaga) agar menerapkan kebijakan yang setara atau lebih baik dari negara lai, yang sudah lebih dahulu menerapkan kebijakan pembatasan penjualan kendaraan berbahan bakar fosil demi mendorong percepatan adaptasi penggunaan EV (electric vehicle/kendaraan listrik) sehingga kebijakan tersebut bisa cepat kita adopsi disini," tulisnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu alasannya adalah karena membengkaknya konsumsi bahan bakar minyak (BBM) dan subsidi BBM. Menurutnya, mobil dan sepeda motor cukup banyak mengkonsumsi BBM fosil.

ADVERTISEMENT

[Gambas:Instagram]



"Saya menemukan data yang dihitung oleh Industri Kendaraan Bermotor bahwa secara rata-rata konsumsi BBM untuk satu unit mobil mencapai 1.500 liter/ tahun dan 305 liter/tahun untuk motor. Bisa kita semua bayangkan ketika dua jenis kendaraan ini kebanyakan menggunakan BBM bersubsidi, maka sudah pasti yang terjadi adalah membengkaknya subsidi BBM," sebutnya.

Menurutnya, selain menekan anggaran subsidi BBM, penggunaan kendaraan ramah lingkungan juga untuk mengurangi emisi CO2. Targetnya, emisi CO2 turun sebesar 40 juta ton pada 2030 hanya dari program ini.

"Saya menyadari bahwa upaya ini punya beragam tantangan, mulai dari masalah perbedaan harga, regulasi hingga ketersediaan pilihan kendaraan. Untuk itu, pemerintah saat ini sedang merumuskan berbagai kebijakan mengenai pemberian insentif bagi kendaraan EV roda dua dan roda empat. Skema insentif yang akan diberikan masih dihitung bersama agar kita dapat menemukan rumusan yang terbaik demi mendorong pertumbuhan pangsa pasar yang besar bagi percepatan adopsi kendaraan listrik di tanah air," katanya.

Luhut juga mengingatkan agar aturan yang dibuat harus relevan dengan pelaksanaannya. Sebab, kata Luhut, program percepatan EV ini adalah komitmen bangsa untuk mengurangi subsidi dan menurunkan emisi karbon lewat transisi energi yang ramah lingkungan.



Simak Video "Luhut Mau Bikin Konser Tandingan Taylor Swift di Singapura"
[Gambas:Video 20detik]
(rgr/lth)