Tak Main Tambang Lagi, RI Tawarkan Ini ke Investor Asing

News - Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
16 November 2022 20:31
BKPM Foto: BKPM

Badung, CNBC Indonesia - Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dikritik para pengusaha Australia karena minimnya informasi peluang investasi di Indonesia. Kritikan ini muncul saat Bahlil mengadakan pertemuan dengan CEO perusahaan asal Australia di Nusa Dua, Bali pada akhir pekan lalu.

"Para pebisnis Australia merasa kurangnya informasi mengenai proyek investasi yang siap ditawarkan di Indonesia, seperti sektor pertambangan, infrastruktur, pariwisata, dan industri pengolahan limbah," kata Komisioner Senior Investment NSW, Andrew Parker dalam siaran pers Kementerian Investasi, Rabu (16/11/2022).

Merespons pernyataan Andrew, Bahlil menegaskan Indonesia saat ini memang fokus pada industri hilirisasi, sehingga tidak membutuhkan investasi di sektor pertambangan.

Menurutnya, masih banyak peluang investasi di sektor lainnya, seperti infrastruktur untuk pengembangan Ibu Kota Nusantara, hingga di sektor Energi Baru dan Terbarukan (EBT) untuk mendukung ekosistem industri baterai listrik di Indonesia.

Bahlil berpendapat, Indonesia dan Australia sama-sama memiliki kekuatan di sektor pertambangan, yaitu termasuk dalam negara-negara produsen terbesar di dunia untuk beberapa komoditas seperti nikel.

"Ini merupakan sebuah peluang besar yang dapat dijajaki antara Indonesia dengan Australia dengan konsep saling menguntungkan dalam rangka meningkatkan perekonomian kedua negara," ujar Bahlil.

Australia memiliki keunggulan sebagai penghasil lithium terbesar di dunia. Oleh sebab itu ia mengajak para pengusaha di Australia bekerja sama dalam pengembangan ekosistem industri kendaraan listrik di Indonesia.

"Indonesia memiliki pasar yang besar dalam industri kendaraan listrik dengan pemain-pemain global besar yang sudah berinvestasi seperti LG, Foxconn, CATL," ujar Bahlil.

Kementerian Investasi/BKPM mencatat realisasi investasi asal Australia pada kuartal III 2022 sebesar US$ 200 juta dan menempati peringkat ke-10. Secara akumulatif sejak 2017-September 2022, realisasi investasi Australia mencapai US$ 2,37 miliar.

Adapun sektor realisasi investasi asal Australia sejak 2017 didominasi sektor pertambangan sebesar US$ 1,28 miliar dengan poris 54,1% dari total investasi, industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar US$ 800 juta (8,3%), serta hotel dan restoran sebesar US$ 180 juta (7,4%).


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Pertama Sejak Merdeka, Investasi Luar Jawa Lebih Besar


(mij/mij)

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading