Advertisement
Advertisement
Analisis | Adu Kuat Indonesia - Vietnam Memacu Ekonomi dan Investasi - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Adu Kuat Indonesia - Vietnam Memacu Ekonomi dan Investasi

Foto: Joshua Siringo-ringo/ Ilustrasi/ Katadata
Tim Nasional Indonesia menelan kekalahan melawan Vietnam di babak semifinal sepak bola Piala AFF 2022. Namun persaingan tidak hanya di lapangan hijau, kedua negara juga bersaing di bidang ekonomi, terutama menarik investasi asing. Apa saja tantangan Indonesia dan Vietnam dalam menggerakkan perekonomian?
Andrea Lidwina
18 Januari 2023, 07.55
Button AI Summarize

Indonesia dan Vietnam tidak hanya bersaing di lapangan hijau. Di Piala AFF 2022, langkah Indonesia terhenti setelah dikalahkan Vietnam di babak semifinal. Namun persaingan tidak hanya di cabang olahraga gocek bola tersebut, kedua negara juga bersaing menjadi motor perekonomian di Asia Tenggara.

Indonesia merupakan ekonomi terbesar di kawasan ini. Pada 2021, produk domestik bruto (PDB) Indonesia mencapai US$1.186 miliar atau 35% dari total 11 negara Asia Tenggara. Sementara Vietnam memiliki porsi 11% atau sebesar US$366,1 miliar. 

Meski begitu, selisih PDB per kapita kedua negara tidak terlalu jauh. Rata-rata per kapita Indonesia sebesar US$4.333 pada 2021. Tingkat kesejahteraan penduduk Indonesia berada di pringkat kelima di Asia Tenggara. Sementara Vietnam berada satu peringkat di bawah Indonesia, yakni sebesar US$3.757. 

Secara historikal, PDB per kapita Indonesia dan Vietnam terus meningkat. Namun, Vietnam memiliki peningkatan yang lebih stabil ketimbang Indonesia. Angka PDB per kapita Indonesia sempat anjlok pada 1998, juga mengalami penurunan pada 2013-2015 dan 2020.

Iklim Investasi 

Vietnam memiliki regulasi yang memudahkan pembukaan usaha. Ini bertujuan meningkatkan investasi asing di negara itu. Misalnya, tidak ada modal minimal yang harus disetor, kecuali usaha padat modal. 

Pajak penghasilan (PPh) badan di Vietnam pun tercatat lebih rendah ketimbang Indonesia, yakni 20% berbanding 22%.

Tidak hanya itu, rasio investasi modal terhadap hasil yang diperoleh (Incremental Capital Output Ratio/ ICOR) Vietnam juga lebih baik daripada Indonesia. Angkanya untuk Vietnam tercatat sebesar 4,6 pada 2019, sedangkan Indonesia 6,6. 

Artinya, penggunaan modal untuk produksi di Indonesia kalah efisien. Salah satunya karena masih maraknya praktik korupsi dan pungutan liar. 

Dengan iklim investasi yang lebih ramah, Vietnam mampu meraup lebih banyak modal dari luar negeri. Bank Dunia mencatat rasio investasi asing terhadap PDB Vietnam sebesar 4,3% pada 2021, jauh di atas Indonesia yang hanya 1,8%. 

Nilai tambah manufaktur terhadap PDB Vietnam juga terus naik, mencapai 24,6% pada 2021. Sementara, angkanya untuk Indonesia mengalami penurunan menjadi 19,3%.

Kinerja Perdagangan

Investasi kemudian berdampak pada kinerja ekspor. Kontribusi ekspor barang dan jasa terhadap PDB di Vietnam mencapai 93,3% pada 2021, sementara besar kontribusinya di Indonesia hanya 21,6%. 

Tak hanya itu, nilai ekspor Vietnam sepanjang 2022 pun mencapai US$371,9 miliar, lebih besar daripada Indonesia yang sebesar US$292 miliar 2022.

Namun, Indonesia punya surplus perdagangan lebih besar pada tahun lalu. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Indonesia sebesar US$54,5 miliar pada 2022. Sedangkan, menurut catatan General Statistics Office (GSO), surplusnya di Vietnam sebesar US$ 11,2 miliar.

Halaman Selanjutnya
Halaman:

Editor: Aria W. Yudhistira