kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Realisasi PNBP Tumbuh 35,5% di Semester I-2022, Berikut Pendorongnya


Kamis, 04 Agustus 2022 / 12:52 WIB
Realisasi PNBP Tumbuh 35,5% di Semester I-2022, Berikut Pendorongnya
ILUSTRASI. Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) per akhir Juni 2022 telah mencapai Rp 281 triliun. ANTARA FOTO/Ampelsa/wsj.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) per akhir Juni 2022 telah mencapai Rp 281 triliun. Angka tersebut tumbuh 35,5% dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai Rp 207 triliun.

Realisasi tersebut juga telah mencapai 58,3% dari target yang ditetapkan pada Peraturan Presiden (Perpres) 98/2022 sebesar Rp 481,6 triliun.

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata mengatakan pencapaian PNBP pada Semester I tergolong baik karena didorong oleh kenaikan harga komoditas dan pemulihan ekonomi yang turut membaik. Ia menilai, pemulihan ekonomi tidak bisa dipungkiri juga memberikan dampak terhadap pendapatan negara.

"Kita melihat ada faktor harga komoditas. Ini tentu yang tidak bisa dipungkiri, dan ini terjadi mempengaruhi baik di PNBP, kepabeanan dan cukai, maupun di pajak," ujar Isa dalam media briefing yang dipantau secara daring, Kamis (4/8).

Baca Juga: Siap-Siap, Pemegang IUP Batubara Akan Terkena Pungutan Royalti Progresif

Isa mengatakan bahwa realisasi PNBP pada semester I-2022 didorong oleh kenaikan pendapatan sumber daya alam (SDA) dan pendapatan KND yang mengalami kenaikan signifikan. Adapun realisasi PNBP SDA pada semester I 2022 mencapai Rp 114,6 triliun, yang meliputi PNBP SDA Migas sebesar Rp 74,6 triliun, atau tumbuh 86,8% yoy jika dibandingkan pada periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp 39,3 triliun.

Ia merinci, realisasi PNBP SDA migas yang sebesar Rp 74,6 triliun meliputi minyak bumi sebesar Rp 66,1 triliun dan gas bumi sebesar Rp 8,4 triliun.

Sementara itu, pada PNBP SDA Non Migas juga mengalami kenaikan signifikan sebesar Rp 40 triliun, atau tumbuh 101,8 triliun jika dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama pada tahun lalu yang hanya mencapai Rp 19,8 triliun. 

Apabila dirincikan, PNBP SDA Non Migas terdiri dari pendapatan pertambangan minerba dengan realisasi Rp 36,3 triliun, pendapatan kehutanan Rp 2,2 triliun, pendapatan perikanan Rp 600 miliar dan pendapatan panas bumi sebesar Rp 900 miliar.

Pada pendapatan perikanan yang sebesar Rp 600 miliar, Isa menilai bahwa pencapaiannya sangat signifikan karena dapat tumbuh 111,8% yoy jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2021 yang hanya mencapai Rp 0,3 triliun 300 miliar.

"Perikanan ini cukup bagus, kita sudah mengumpulkan Rp 600 miliar, kenaikannya dibandingkan tahun lalu sudah di atas 100% dan 36,3% dari target Rp 1,7 triliun yang kita harapkan di tahun ini. Ini perikanan terus melakukan pembenahan dan kita lihat sejak tahun lalu sudah mulai menunjukkan pendapatan yang jauh lebih besar dibandingka periode sebelumnya," ungkap Isa.

Selain itu, untuk Pendapatan Kekayaan Negara Dipisahkan (KND), pada semester I-2022 telah terkumpul Rp 35,5 triliun atau 95,7% dari target yang sebesar Rp 37,1 triliun dalam Perpres 98/2022. Realisasi ini didorong oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang telah melakukan pembayaran dividen di semester I-2022.

"Terimakasih kepada Kementerian BUMN kepada Direktorat Jenderal dan Kekayaan Negara (DJKN) yang menyegerakan pembayaran-pembayaran dividen dari pemegang saham di semester I sehingga terkumpul Rp 35,5 triliun," ujarnya.

Isa menjabarkan, untuk PNBP lainnya telah terkumpul Rp 85,1 triliun atau telah mencapai 75,8% dari target yang telah ditetapkan oleh pemerintah. PNBP lainnya terdiri dari pendapatan penjualan hasil tambang sebesar Rp 28,7 triliun, pendapatan minyak mentah (DMO) sebesar Rp 2,7 triliun, serta pendapatan PNBP kementerian/lembaga sebesar Rp 53,7 triliun.

Baca Juga: Catatkan Rekor, PNBP Sektor Perikanan Tumbuh 111,8% pada Semester I 2022

Namun pada pendapatan badan layanan umum (BLU) tercatat hanya sebesar Rp 45,8 triliun. Angka ini menurun jika dibangkan dengan realisasi pada tahun 2021 di periode yang sama sebesar Rp 60,3 triliun.

"Ini satu-satunya kelompok PNBP yang mengalami penurunan," kata Isa.

Meski harga-harga komoditas mulai mengalami penurunan dalam sepekan terakhir, namun pihaknya optimis akan mencapai target yang ditetapkan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 sebesar Rp 335,6 triliun.

"Sementara kita pakai yang ada di laporan semester (lapsem) I-2022. Yang di lapsem akan tetap menjadi pegangan kami sampai di akhir tahun. Kalau untuk tahun depan kita tunggu nanti pidato Presiden Jokowi tanggal 16 Agustus," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×