Dampak Keputusan Fed, Rupiah Terbang 1%

Market - mae, CNBC Indonesia
24 March 2023 09:06
Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki) Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat tajam terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan hari ini, Jumat (24/3/2023).

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat Rp 160 atau 1,04 %. Rupiah berada di posisi Rp 15.180/US$ pada pukul 09:02 WIB.

Pada perdagangan terakhir, Selasa (21/3/2023, mata uang Garuda rupiah ditutup di posisi Rp 15.340/US$, menguat 0,10%.

Pergerakan rupiah hari ini akan dipengaruhi oleh keputusan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed). Keputusan The Fed sempat membuat indeks dolar melemah hingga ke 103,35 pada Rabu pekan ini atau terendah 2 Februari 2022. 

Dolar melemah karena pelaku pasar kini melihat The Fed akan melunak ke depan meskipun tetap menaikkan suku bunga acuan. 

Pelemahan dolar AS akan menguntungkan rupiah.

Seperti diketahui, The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis points (bps) menjadi 4,75-5,0%, pada Rabu waktu AS (22/3/2023). Kenaikan sebesar 25 bps sudah sesuai dengan ekspektasi pasar. 

The Fed tetap menaikkan suku bunga di tengah krisis perbankan AS yang mengguncang dunia.

Dengan kenaikan tersebut maka The Fed sudah mengerek suku bunga sebesar 475 bps dalam sembilan kali pertemuan terakhirnya sejak Maret 2022. Suku bunga sebesar 4,75-5,0% adalah yang tertinggi sejak September 2007.

Chairman The Fed Jerome Powell mengatakan The Fed sempat mempertimbangkan untuk menahan kenaikan suku bunga karena adanya krisis perbankan.Namun, rapat tetap memutuskan kenaikan karena inflasi masih kencang dan pasar tenaga kerja masih panas.

FOMC dalam pernyataannya menjelaskan krisis perbankan AS menjadi perhatian besar mereka. Namun, inflasi AS tetap menjadi pertimbangan utama.

Inflasi AS sebenarnya sudah melandai ke 6% (year on year/yoy) pada Februari 2023, dari 6,4% (yoy) pada Januari 2023. Namun, inflasi masih jauh di atas target mereka di kisaran 2%.

Seperti diketahui, sepekan terakhir AS tengah diguncang krisis yang menimpa tiga bank mereka. Silicon Valley Bank (SVB), Signature Bank, dan Silvergate Bank kolaps karena penarikan dana besar-besaran nasabahnya.

Kolapsnya bank juga memunculkan kekhawatiran jika suku bunga tinggi saat ini telah berdampak besar ke perbankan.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) mengungkapkan bahwa rupiah berhasil menguat pada perdagangan Selasa lalu ditopang oleh permintaan yang pulih dari pasar domestik.

Dalam catatan CNBC Indonesia,Edi Susanto, Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, mengatakan bahwa rupiah bergerak masih dalam koridor terkendali. Bahkan, penguatan rupiah lebih baik dari baht Thailand dan rupee India.

"Sampai detik ini, rupiah masih mengalami sedikit penguatan, memang penguatannya lebih kecil dibandingkan PHP (peso) dan MYR (ringgit), tapi lebih baik dibandingkan Indian Rupee dan THB (baht), dimana keduanya malah mengalami pelemahan saat ini," papar Edi kepada CNBC Indonesia, Selasa (21/3/2023).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Menanti Neraca Pembayaran RI, Gimana Nasib Rupiah Hari Ini?


(mae/mae)

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading