Transformasi Digital Jadi 'Booster' Untuk Ekonomi RI

News - Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
10 June 2022 17:34
Ketua Idea, Bima Laga dalam Digital Economy Working Group (DEWG) G20 Sofa Talks Series, Jumat (10/6/2022). Foto: Digital Economy Working Group (DEWG) G20 Sofa Talks Series, Jumat (10/6/2022).

Jakarta, CNBC Indonesia - Peluang ekonomi digital terus meningkat seiring adanya keterbukaan informasi teknologi digital. Hal ini membuka peluang kesempatan untuk menambah akses pasar, keuangan, teknologi, maupun akses dari sisi kelembagaan dari pelaku usaha, terutama untuk para UMKM.

Direktur Eksekutif INDEF Taufiq Ahmad mengatakan keterbukaan informasi teknologi digital ini dapat dilihat dari intensitas penggunaan fintech yang besar frekuensinya, seperti kartu elektronik, e-wallet, mobile banking, dan sebagainya.

"Ini sangat tercermin dari beragam data-data yang tumbuh. Misalnya digital banking dulu di 2017 hanya kurang lebih 17.000 triliun sekarang 49,7000 triliun. Hal yang sama juga dalam penggunaan QRIS, sekarang sudah hampir lebih dari 60 juta transaksi dengan nilai lebih dari Rp 4,5 triliun sampai Desember 2021," ujar Taufiq dalam Sofa Talk Series DEWG G20, Jumat (10/6/2022).

Hal tersebut dikatakan Taufiq menunjukkan bahwa peran ekonomi digital sangat penting dalam mendorong perekonomian Indonesia untuk semakin maju. Misalnya saja dari sisi UMKM, merchant yang terdaftar saat ini sudah hampir lebih dari 14,7 juta merchant.

Ini menunjukkan bahwa memang transformasi digital di sektor UMKM bukan lagi hanya disukai, namun menjadi suatu kebutuhan yang tidak dapat dielakkan. Taufiq mengungkapkan peningkatan ini pun akan mendorong beberapa sektor ke depan yang akan tumbuh lebih tinggi

"Kalau kita lihat growth ekonomi, rata-rata pada masa pandemi itu di atas 9%, tapi pada masa recovery memang sedikit menurun tapi tetap pada level tinggi dibandingkan sektor-sektor lainnya, yaitu sekitar 7%, jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional," tambahnya.

Ke depannya isu connectivity post Covid-19 ada indikasi yang besar bagi industri tanah air. Pertama adalah penetrasi pasar akan jauh lebih dalam ke wilayah yang selama ini tidak terjangkau. Kedua, sistem supply chain atau logistik akan jauh lebih besar dengan munculnya beragam perusahaan logistik global dan nasional

"Kemudian juga ada kecenderungan ada industri-industri yang akan top domain menjadi dominan di era ekonomi digital, misalnya industri fashion, elektronik, kesehatan, itu akan berada pada top industri yang akan selalu sustain," terangnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua umum iDEA Bima Laga menuturkan bahwa forum G20 dapat menjadi kesempatan Indonesia menunjukkan kepada dunia bahwa ekosistem ekonomi digital tanah air sudah lebih maju dibandingkan 10 hingga 12 tahun yang lalu.

Meski sudah maju secara masif, Bima mengungkapkan tentunya Indonesia masih mempunyai tantangan seperti ekonomi pasca recovery, hingga sistem lead data dan data growth.

"Itu semua adalah perbincangan yang sudah hangat di dunia internasional, dan G20 ini membuka kesempatan kita untuk memimpin perbincangan itu menjadikan Indonesia sebuah negara yang memang digitalnya sudah lebih maju dan bisa men-drive kira-kira dari segi industri dunia untuk digital, apa saja yang kita bisa memberikan masukan tersebut," imbuh Bima.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Dari Konektivitas Hingga Data, Ini Bahasan Penting DEWG G20


(rah/rah)

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading