Kok RI Perketat Ekspor CPO? Ini Penjelasan Mendag Zulhas

News - Martya Rizky, CNBC Indonesia
02 January 2023 17:55
Stok Minyak Kelapa Sawit RI dan Malaysia Foto: Ilustrasi CPO (Edward Ricardo/CNBC Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan bahwa pengetatan aturan ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dilakukan untuk mengamankan kebutuhan bulan Ramadan dan Idulfitri akan dimulai pada Maret 2023. Pengetatan tersebut dilakukan dengan menurunkan rasio volume ekspor dari volume domestic market obligation (DMO) yang dijalankan para perusahaan.

Jika sebelumnya, volume DMO sebesar 1:8 yang artinya, pelaku usaha sawit mendapatkan izin ekspor CPO delapan kali lipat dari volume DMO yang dijalankan di dalam negeri. Namun, dengan terbitnya aturan baru ini, pelaku usaha hanya diizinkan untuk melakukan ekspor enam kali lipat dari volume DMO yang dijalankan di dalam negeri, atau 1:6.

"Kenapa? Karena kita untuk persiapan menghadapi puasa dan lebaran, mungkin kebutuhan dalam negeri akan meningkat, oleh karena itu DMO nya kita turunkan," jelas Zulhas dalam konferensi pers awal wahun 2023, Senin (2/1/2023).

Namun, ia meyakini kebijakan pengetatan ekspor CPO tidak akan berdampak besar pada kinerja ekspor, sebab kuota yang diberikan itu masih cukup besar. Dan para eksportir, menurutnya, masih cukup leluasa untuk bisa melakukan ekspor setelah memenuhi kewajiban DMO.

"Data ekspornya para pengusaha juga di kami masih 6 juta, kalau satu bulannya dia 3 juta maka masih ada jatah Januari dan Februari, 2 bulan masih ada. Oleh karena itu, DMO yang 1:6 ini saya kira tidak akan berpengaruh banyak. Tapi itu sinyal agar kepentingan dalam negeri diutamakan dan ditambah," pungkasnya.

Sejalan dengan itu, Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Eddy Martono menyampaikan pihaknya tidak keberatan jika ada kebijakan pengetatan ekspor. Namun ia meminta kebijakan tersebut harus terus dievaluasi dalam jangka pendek.

"Hal ini apabila ternyata produksi tidak turun sesuai perkiraan kebijakan, bisa segera menyesuaikan kembali," ujar Eddy.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

'Masih Sendiri-Sendiri, Industri Kelapa Sawit Belum Harmonis'


(miq/miq)

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading