Sri Mulyani Buka-bukaan soal Nasib Indonesia Kalau Dunia Resesi

tim | CNN Indonesia
Selasa, 27 Sep 2022 10:45 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani buka-bukaan soal nasib Indonesia apabila dunia resesi pada 2023.
Menteri Keuangan Sri Mulyani buka-bukaan soal nasib Indonesia apabila dunia resesi pada 2023. (REUTERS/EVELYN HOCKSTEIN).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Keuangan Sri Mulyani buka-bukaan soal nasib Indonesia kalau dunia resesi-ekonomi.

Menurut Ani, sapaan akrabnya, kenaikan suku bunga acuan bank sentral di sejumlah negara membuat resesi ekonomi makin nyata dan diprediksi terjadi pada 2023.

Ia mencatat suku bunga acuan bank sentral Inggris sudah naik 200 basis poin selama 2022. Begitu pula dengan Amerika Serikat (AS) yang sudah naik 300 bps sejak awal tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Langkah tersebut dilakukan sejumlah negara demi meredam lonjakan inflasi. Namun, Ani memastikan kebijakan itu akan menghambat laju pertumbuhan ekonomi sehingga ancaman resesi makin sulit dihindari.

"Kenaikan suku bunga cukup ekstrem bersama-sama, maka dunia pasti resesi pada 2023," tutur Ani dalam konferensi pers, Senin (26/9).

Meski begitu, Sri Mulyani menjelaskan bahwa perekonomian Indonesia masih cukup sehat dan aman dari ancaman resesi.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,01 persen pada kuartal I 2022 dan inflasi yang masih terkendali di level 4,35 persen pada Juni lalu menjadi dasarnya.

"Kita (Indonesia) relatif dalam situasi yang tadi disebutkan risiko (potensi resesi) 3 persen," tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers di Nusa Dua, Rabu (13/7), mengamini survei yang dilakukan Bloomberg soal potensi resesi negara-negara dunia.

Di lain kesempatan, Ani mengatakan bahwa utang luar negeri pemerintah juga menurun. Begitu pula dengan utang korporasi yang semakin rendah. Menurut data BI, utang luar negeri RI sebesar US$415 miliar pada akhir Mei 2022. Angka tersebut turun 4,9 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Sri Mulyani juga percaya diri dengan sinergi kebijakan fiskal, moneter, hingga riil yang diklaim membuat perekonomian Indonesia tetap kuat di tengah berbagai tekanan global.

APBN menjadi shock absorber atau bantalan saat terjadi guncangan atau krisis, mulai dari energi, pangan, hingga keuangan. Namun, APBN tidak bisa terus menjadi penopang, terutama saat perekonomian mulai pulih.

Membayar pajak menjadi salah satu cara agar APBN bisa tetap sehat. Dengan begitu, APBN bisa terus membantu masyarakat ketika krisis lanjutan muncul di masa mendatang.

"Menjaga pajak untuk menjaga Indonesia, menjaga agar keuangan negara jadi instrumen jangka panjang mendukung pembangunan dan pemulihan ekonomi lebih lanjut," tegas Ani dalam Kuliah Umum UI 2022, Senin (8/8) lalu.

[Gambas:Video CNN]



(skt/sfr)
REKOMENDASI UNTUK ANDA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER