Kemenkes Bakal Ubah Strategi Tracing saat PPKM Mikro

CNN Indonesia
Senin, 08 Feb 2021 23:37 WIB
Kemenkes mengatakan metode tracing selama PPKM mikro bakal diubah, dengan memakai rapid test antigen agar screening deteksi kasus Covid-19 lebih cepat.
Ilustrasi. Tenaga kesehatan tengah melakukan tes usap atau swab test untuk mendeteksi virus corona. (Foto: CNNIndonesia/Said)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berencana merombak strategi testing dan tracing (penelusuran) kasus Covid-19 saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis mikro yang mulai diterapkan pada 9-22 Februari mendatang.

Perubahan strategi itu bertujuan mencapai target pemerintah dalam flattening the curve alias melandaikan kurva transmisi kasus virus corona (SARS-CoV-2) di Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita akan melakukan pemeriksaan rapid antigen yang tentunya lebih memudahkan dalam mendiagnosis, jadi tidak perlu menunggu waktu terlalu lama untuk semua kasus suspek maupun kasus kontak," kata Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi dalam acara yang disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube BNPB Indonesia, Senin (8/2).

ADVERTISEMENT

"Kalau yang sebelumnya itu tidak semua kasus kontak kita lakukan pemeriksaan laboratorium," tambah dia lagi.

Nadia mengatakan bahwa Kemenkes bakal berupaya memenuhi target telusur alias tracing 1:30 dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Artinya ketika seorang dinyatakan terpapar Covid-19, maka 30 orang terdekatnya juga harus diperiksa baik melalui rapid test antigen maupun swab test metode Polymerase Chain Reaction (PCR).

Infografis Beda GeNose, Rapid Antigen dan Swab PCR untuk Tes Covid-19Infografis Beda GeNose, Rapid Antigen dan Swab PCR untuk Tes Covid-19. (CNNIndonesia/Basith Subastian)



Selain itu, Kemenkes menurut Nadia, juga bakal melakukan treatment atau perawatan berupa isolasi yang responsif dan masif. Dengan begitu, kasus-kasus bergejala ringan maupun sedang akan lekas membaik serta tak mengalami perburukan kondisi hingga harus dirawat di rumah sakit maupun Intensive Care Unit (ICU).

"Kita akan fokus di 98 kabupaten/kota di provinsi Jawa-Bali, dimana nanti untuk proses pelacakan kasus harus sudah bisa pelacakannya kurang dari 72 jam kasus kontak kasus positif," kata dia.

Untuk itu, Nadia mengaku pihaknya bakal menambah jumlah tenaga relawan untuk upaya penelusuran atau tracer yang bakal membantu tenaga kesehatan di lapangan. Saat ini, ia mengatakan telah menyiapkan penambahan 80 ribu tracer untuk memenuhi upaya telusur yang optimal di Tanah Air.

Sementara itu, Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19 Alexander K Ginting tempo hari mengungkapkan tenaga tracer memang menjadi kendala pihaknya dalam melakukan upaya telusur yang masif.

Adapun selain jumlah SDM, Alex mengaku kendala lain adalah tidak semua petugas di daerah paham dengan aplikasi Silacak yang dirilis Satgas pada Oktober 2020 lalu. Aplikasi tersebut berfungsi mendata dan mengintegrasikan temuan di lapangan soal kasus Covid-19 dan kontak eratnya.

(khr/nma)


[Gambas:Video CNN]
REKOMENDASI UNTUK ANDA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER