Koalisi Warga untuk LaporCovid-19 mengungkap perbedaan jumlah kematian terkait Covid-19 yang dilaporkan setiap harinya oleh pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Hingga Rabu (21/7), perbedaan angka kematian disebut mencapai selisih 20.431 orang.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan hingga Rabu, angka kematian Covid-19 dilaporkan mencapai 71.397 orang. Namun data yang dihimpun oleh LaporCovid-19, jumlah kematian mencapai 98.014 orang.
Analis LaporCovid-19, Said Fariz Hibban mengatakan data kematian Covid-19 didapatkan pihaknya dari kumpulan data Tim KawalCovid-19,
sebuah wadah yang diinisiasi secara sukarela oleh warganet. Adapun KawalCovid-19 mencatat angka itu dengan merujuk data pada website Pemerintah Kota, Kabupaten maupun Provinsi.
Dari data itu, LaporCovid-19 kemudian melakukan rekapitulasi. Said mengatakan data tersebut bisa dipertanggungjawabkan.
Jika merujuk data yang dipaparkan Said, daerah dengan gap angka kematian tertinggi adalah Jawa Tengah. Catatan Kemenkes, angka kematian hingga Rabu mencapai 15.364, sedangkan data LaporCovid-19 mencatat ada 26.424 kematian, artinya ada selisih sebesar 11.060 orang.
Setelah Jawa Tengah, selisih terbesar berikutnya terjadi di Jawa Barat. Tercatat hingga Rabu gap angka kematian mencapai 6.284 orang.
Kemudian berturut-turut Jawa Barat dengan selisih 624, DIY dengan selisih 743, Kalimantan Barat dengan selisih 616, Lampung dengan selisih 389 dan Banten dengan selisih 350 orang.
Lalu ada provinsi Jawa Timur dengan 342, Papua dengan selisih 339, Sumatera Utara dengan selisih 321, Kalimantan Tengah dengan selisih 294, Nusa Tenggara Barat dengan selisih 101, Nusa Tenggara Timur dengan selisih 62, Kepulauan Riau dengan selisih 43 dan Kalimantan Utara dengan selisih 4 orang.
Said mengatakan selisih yang didapatkan pihaknya itu tidak hanya dalam arti minus atau lebih tinggi data milik daerah dibanding yang dilaporkan oleh pemerintah pusat.
Ia menyebut ada juga daerah yang mencatatkan selisih plus, dalam arti, data milik daerah lebih rendah daripada yang dilaporkan oleh Pemerintah Pusat.
Provinsi dengan selisih plus paling tinggi adalah DKI Jakarta. Per Rabu (21/7) data yang dilaporkan pemerintah pusat, ada 10.780 kematian Covid-19 di Jakarta. Namun data LaporCovid-19 mencatat ada 10.610 kematian atau berarti ada selisih 170 orang.
Said melanjutkan, meski didapatkan selisih, ada juga daerah yang mencatatkan angka kematian sama dengan yang dilaporkan Pemerintah Pusat.
Per Rabu, daerah-daerah itu yakni Jambi, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Bangka Belitung, Papua Barat, dan Sulawesi Tengah.
Said pun mempertanyakan perbedaan data baik minus maupun plus ini. Jika seluruh provinsi mencatatkan selisih dalam kondisi yang sama, menurutnya bisa diduga ada perbedaan waktu dalam penarikan data oleh Kemenkes.
"Kalau seandainya di semua wilayah itu minus semua, tidak ada yang plus, dalam artian situs Kemenkes ya terbelakang angkanya, boleh kita duga Kemenkes terlambat terima data. Ada delay. Tetapi disini ada yang surplus dan ada yang pas," kata Said.
Menurutnya, kondisi tersebut bukan baru terjadi saat ini. LaporCovid-19, kata dia, telah beberapa kali memberikan informasi tentang adanya gap data kematian Covid-19 antara pemerintah pusat dan daerah.
Infografis Ciri Pasien Covid-19 Harus ke Rumah Sakit. (CNN Indonesia/Fajrian) |