PERSI Ungkap Banyak Warga Minta Booster, Kalau Perlu Bayar

CNN Indonesia
Jumat, 24 Sep 2021 05:31 WIB
RS mengaku kebingungan dan harus memberikan edukasi soal permintaan warga. Pemberian booster hingga saat ini khusus nakes sesuai dengan ketetapan Kemenkes.
Ilustrasi vaksin booster. (ANTARA FOTO/FAUZAN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) menyebut banyak warga non-tenaga kesehatan (nakes) yang mendatangi rumah sakit (RS) fasilitas pelayanan vaksinasi virus corona (covid-19) untuk meminta booster atau suntikan dosis ketiga vaksin covid-19.

Sekretaris Jenderal PERSI Lia Gardenia Partakusuma menyebut, bahkan di antara warga tersebut bersedia untuk membayar asal mendapat akses mendapatkan booster vaksin.

"Ada satu yang mengganjal, banyak sekali orang yang bukan nakes minta di-booster. Padahal kita tahu bahwa program booster ini kan belum disahkan pemerintah [untuk non-nakes]," kata Lia dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang disiarkan melalui kanal YouTube Komisi IX DPR RI Channel, Kamis (23/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lia menyebut, kondisi itu menyebabkan RS kebingungan dan harus memberikan edukasi kepada warga. Ia lantas meminta warga menunggu waktu pemberian booster sesuai dengan ketetapan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Kemenkes sebelumnya menegaskan bahwa program booster saat ini hanya menyasar khusus untuk seluruh nakes, asisten tenaga kesehatan, dan tenaga penunjang yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan. Hal itu tertuang dalam SE HK.02/I/1919/2021 yang diterbitkan pada 23 Juli 2021.

ADVERTISEMENT

Lia juga mengaku telah menerima laporan sejumlah pihak yang menyebut beberapa warga non-nakes telah menerima booster vaksin covid-19 kendati kebijakan pemerintah tak berkata demikian.

"Jadi ini menjadi repot buat kami di tempat-tempat pelaksanaan vaksinasi karena banyak mereka meminta bahkan kalau perlu bayar, tapi kami bilang tidak bisa. Tapi ini sebagian besar ada saya tidak tahu juga darimana, mungkin ilegal," jelasnya.

Hal serupa sebelumnya disampaikan oleh Koalisi yang terdiri dari Change.org Indonesia, Katadata Insight Center (KIC), dan KawalCovid-19. Mereka menemukan 16 laporan terkait pemberian booster kepada masyarakat umum non-nakes.

Head of KIC Adek Media Roza menyebut temuan itu didapatkan dari hasil survei yang disebarkan selama periode 6-21 Agustus 2021 secara daring ke seluruh Indonesia dengan melibatkan 8.299 responden menggunakan metode convenience sampling. Adapun 2,5 persen atau 162 responden mengaku telah menerima booster vaksin covid-19 di Indonesia.

Adek juga merinci, dari 16 responden non-nakes yang mengaku mendapat booster vaksin itu, 25 persen di antaranya memiliki kenalan yang mengurus atau mengelola pelaksanaan vaksinasi. Lalu 18,8 di antaranya mendapat informasi dari media sosial.

Kemudian 12,5 persen lainya ditawari mendapat booster vaksin oleh pejabat; 12,5 persen lainnya membayar ke perusahaan, dan 25 persen sisanya dengan alasan lain-lain.

Adapun perihal booster non-nakes, Kemenkes telah menyiapkan skema pemberian booster kepada masyarakat umum mulai tahun depan. Sementara pemberian booster untuk tahun ini masih diprioritaskan untuk tenaga kesehatan di Indonesia.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu menyebut skema pemberian booster akan dilakukan secara berbayar. Menurutnya, pemberian dosis vaksin secara gratis hanya dilakukan untuk pemberian dosis satu dan dua yang saat ini menyasar 208.265.720 penduduk Indonesia.

(khr/ain)


[Gambas:Video CNN]
REKOMENDASI UNTUK ANDA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER